RSS

masuk angin



Komposisi :

Oryza sativa, Foeniculi Fructus, Isorae Fructus, Caryophylli Folium, Zingiberis Rhizoma, Bahan-bahan lain.



Kegunaan :

Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah. Gejala-gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan terasa dingin, mata berair.

Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat bekerja keras/lembur dan melakukan perjalanan jauh. Terutama petugas jaga malam dan pekerja berat.



Cara pemakaian :

1 bungkus diseduh dengan 100 cc ( ½ gelas) air hangat. Dapat ditambahkan air jeruk nipis bila suka dan madu kembang Sido Muncul.

Diminum 2 kali sehari @ 1 bungkus sampai sembuh.

Untuk pencegahan : 1 bungkus sehari atau 2-3 hari 1 bungkus.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Manfaat tumbuhan untuk ubat

Ketika manusia purba hadir di bumi, perhatian utama mereka adalah upaya untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan pertama yang dirasakan adalah bagaimana cara memperoleh makanan. Karenanya, perhatian mereka tercurah pada alam sekitar, tumbuhan dan binatang apakah yang dapat dijadikan bahan pangan atau makanan yang aman…dan dari kesemuanya tumbuhan merupakan bahan pangan yang paling mudah didapat. Keberadaan tanaman-tanaman tersebut pada perkembangannya tidak hanya dijadikan bahan pangan, namun juga untuk mengatasi masalah kesehatan. Dari itulah, kemudian diperoleh pengetahuan tentang berbagai jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi jenis-jenis penyakit yang mengganggu kesehatan mereka.

Agar pengalaman tentang tumbuhan obat ini dapat ditularkan kepada anak cucu, sanak saudara maupun semua anggota masyarakat purba itu, mereka melakukan penyampaian lisan dari mulut ke mulut. Setelah adanya pengetahuan tentang tulis menulis, maka semua pengalaman tentang bahan-bahan baku alam ini, yang meliputi bahan tumbuhan, mineral (pelikan) , serta cara pemanfaatannyapun dicatat. Karena pada saat itu belum dikenal kertas, maka pencatatan dilakukan dengan cara menulis pada lempengan tanah liat yang masih basah dengan menggunakan logam tajam seperti paku, yang kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Cara penulisan lain dilakukan pada lembar-lembar daun lontar yang kuat, misalnya pada daun tumbuhan sejenis kelapa yang disebut lontar.
Lama kelamaan, setelah mereka mampu membuat kertas maka catatan mengenai perkembangan di bidang obat-obatan dari alat mini ditulis di atas kertas (papiry). Era selanjutnya berkembang lagi, yakni apa-apa yang telah dapat dicatat dikertas-kertas tadi dikembangkan menjadi buku-buku, seperti " De Materia Medica ", yang ditulis oleh Peanios Dioscorides. Juga buku " Genera Plantarum " oleh Linnaeus serta penulis-penulis lainnya. Kemudian disusunlah bahan-bahan tumbuhan tersebut beserta persyaratan-persyaratannya dalam suatu buku yang disebut Farmakope. Perkembangan menjadi lebih pesat lagi setelah ditemukannya komputer, internet dan sebagainya. Dengan demikian keterangan mengenai tumbuhan obat tersebut semakin luas tersebar, sehingga dapat diketahui dan dipelajari masyarakat seluruh pelosok dunia. Sementara itu, dengan dipelopori oleh Galen ( tahun 131 - 200 setelah Masehi ) seorang farmasis merangkap dokter, dimulailah upaya-upaya untuk membuat sediaan obat yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Dari rintisan Galen inilah, kemudian dikenal cara-cara mengekstraksi (Mengambil sari) zat-zat yang berkhasiat dari bahan-bahan alami tersebut, dan lahirlah istilah " sediaan galenik / sediaan olahan " di bidang farmasi, termasuk apa yang dikenal dengan ekstrak dan tingtur, yang terus berkembang hingga kini.



Di Indonesia demikian pula keadaannya, terjadi perkembangan serupa yaitu sejak jaman dahulu kala, nenek moyang kita memanfaatkan tumbuhan untuk bahan obat-obatan. Sejarah tersebut terekam dalam sebuah dokumen tertua, yakni tahun 772 setelah Masehi, pada relief candi Borobudur berupa lukisan tentang obat, yang sampai sekarangpun masih digunakan sebagai obat. Dokumen serupa terdapat pula pada relief candi Prambanan, Penataran dan Tegalwangi.

Ramuan-ramuan obat yang berasal dari tumbuhan ini ditulis oleh penemunya, diatas daun lontar, yang di Bali disebut Lontar Usada dan ditulis dari tahun 991 sampai 1016 setelah masehi. Demikian juga di Sulawesi Selatan terdapat penulisan resep-resep yang dinamakan Lontarak Pabbura.
Di Jawa, penulisan resep-resep obat dilakukan diatas Rontal ( Ron = daun ) , daun Tal, sama dengan Lontar juga. Dokumen-dokumen ini telah ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maupun asing. Salah satu contoh dokumen hasil terjemahan tersebut adalah pada tahun 1937 di Bali, Lontar Usada diterjemahkan oleh Dr. med. Wolfgang Weck seorang dokter pemerintah Hindia Belanda, dalam bukunya Heilkunde und Volkstum auf Bali ( Pengetahuan tentang Penyembuhan dan Pekerti Rakyat Bali ). Juga Dr. R. Goris sejak sebelum Perang dunia Ke-II, banyak menulis tentang the Balinese Medical Literature di pelbagai majalah yang terbit di Indonesia maupun di luar negeri.

Disamping itu, di Indonesia sebelum era kemerdekaan terdapat pula kegiatan pengumpulan data dan informasi tentang pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan tersebut, yang dilakukan oleh dua orang Belanda,yaitu J. Kloppenburg-Versteegh dan Martha C. van Wijk-Fransz. Keduanya mengakhiri kegiatannya dengan menerbitkan buku masing-masing, yakni " Indische Planten en Haar Geneeskracht " atau " Tumbuh-tumbuhan Indonesia dan Khasiatnya untuk Kesehatan" dan " Martha's Indische Kruiden Recepten Boek " atau " Buku resep-resep tumbuhan Indonesia ". Buku yang pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, menjadi dua jilid dan beredar bebas.

Pada zaman keraton-keraton Indonesia, misalnya Keraton Surakarta, pengetahuan tentang ramuan-ramuan obat dari bahan alam ini telah dibukukan kedalam " Kawruh Bab Jampi Jawi " atau " Pengetahuan tentang Jamu Jawa", yang diterbitkan pada tahun 1858 dan memuat sebanyak 1734 ramuan jamu. Awalnya sebagai bahan baku obat asal tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh nenek moyang kita diambil dari tumbuhan liar yang tumbuh di sekeliling tempat tinggalnya. Namun ketika tumbuh-tumbuhan di sekeliling rumahnya tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya, maka mulailah pencarian bahan baku dilakukan di tempat yang lebih jauh lagi, bahkan sampai ke wilayah hutan. Namun karena obat-obat nabati tersebut berasal dari tumbuhan liar, yang umurnya tidak seragam, maka mutunya tidak seragam pula. Karenanya mulai dipikirkan untuk membudidayakan tumbuhan sumber bahan baku tersebut agar dapat diatur pertumbuhan yang seragam, sehingga pada waktu pengumpulan bahan baku obat nabati tersebut dapat mempunyai umur yang bersamaan.



Dengan cara tersebut, maka dapat diupayakan bahan baku obat nabati memilki mutu yang seragam. Tinggallah sekarang dipikirkan kapan pengumpulan (panenan) bahan baku tersebut dilakukan, agar memilki mutu yang baik (optimal). Untuk rimpang , biasanya pemanenan sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, saat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan tersebut berhenti. Kondisi terbaiknya dapat diketahui jika batang atau daunnya mulai mengering dan menguning, dan dipilih akar yang berdaging / gemuk. Selanjutnya untuk daun, pucuk berbunga atau seluruh bagian tumbuhan di atas permukaan tanah, sebaiknya dipanen antara jam 09.00 - 11.00, karena belakangan diketahui bahwa pada saat itu pertukaran zat ( asimilasi ) berlangsung maksimal. Disamping itu hendaknya dipanen pada saat tumbuhan itu berbunga atau sebelum masknya buah. Kemudian kulit batang (misalnya kulit batang pulai), berdasarkan pengalaman dikumpulkan pada musim penghujan, ketika pertunasan mulai terjadi. Diketahui bahwa pada saat itu kulit batang paling banyak mengandung zat-zat berkhasiat. Sementara bunga-bunga berdasarkan pengalaman dipanen sebelum atau ketika terjadi penyerbukan (sudah mulai didatangi lebah atau kupu-kupu). Kemudian untuk buah dipanen sebelum masak (cabe jawa, kemukus dan lada hitam ) atau pada saat masak ( adas manis, adas atau lada putih ). Akhirnya biji dikumpulkan pada saat buah yang mengandungnya masak.

Namun dengan masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, ikut pula masuk pengetahuan Barat, yang lambat laun menggeser pengetahuan tentang obat alam pada masyarakat, selanjutnya mengakibatkan berkurangnya pengetahuan tentang obat alam, bahkan hingga enggan menggunakan karena dianggap obat kampung dan tidak berkhasiat. Padahal kenyataan menunjukkan bahwa tidak seperti yang diduga, obat alam mampu berperan dalam mengatasi masalah kesehatan, yang ternyata dari jaman dahulu pada saat obat kimia belum dikenal, nenek moyang kita mampu bertahan hidup serta mampu menurunkan generasi-generasi penerus.Ini sebenarnya merupakan bukti bahwa obat alam memiliki kemampuan menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi.

Walaupun kedatangan penjajah Belanda sempat mengikis kepedulian kita pada obat alam, namun kenyataan menunjukkan bahwa kepedulian tersebut tidaklah punah sama sekali, karena pada jaman perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, dalam rangka mengantisipasi kurangnya obat-obatan bagi para pejuang kemerdekaan, para dokter yang bertugas di medan juang memalingkan perhatiannya pada obat yang berasal dari alam, khususnya tumbuh-tumbuhan.
Maka dengan meneladani semangat cinta obat alam yang telah ditunjukkan oleh Prof. Dr. M. Sardjito, Drs. Med. Ramali, yang ketika itu berjuang di daerah Surakarta, mempelopori penyusunan buku tentang formula obat-abat alam, yang kemudian diberi nama " Formularium Medicamentorum Soloensis". Demikianlah maka ketika dunia barat mendengungkan semboyan " Back To Nature ", kita sebenarnya telah mendahului memanfaatkan obat alam dalam pelayanan kesehatan, hanya saja karena lambannya pertumbuhan semangat cinta obat alam tersebut, maka sampai kinipun perjuangan untuk memulihkan kedudukan obat alam dalam dunia kesehatan masih harus terus kita lakukan.



Djoko Hargono,
Pemerhati Obat Asli Indonesia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tahukah Anda ? Gula Sebabkan Kecanduan

Suatu penelitian pada tikus memberikan bukti ilmiah seperti yang telah diketahui oleh para pelaku diet, yakni gula dapat menyebabkan ketagihan.

“Mengonsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan otak berperilaku sangat mirip dengan kondisi saat terjadi penyalahgunaan obat,” menurut Bart Hoebel, seorang tokoh dari Princeton University di New Jersey, yang telah mempresentasikan penemuannya pada sebuah pertemuan American College of Neuropsychopharmacology di Scottsdale, Arizona, AS.


Dia mengatakan konsumsi yang berlebihan pada air gula telah menciptakan perilaku dan bahkan peru-bahan neurokimia atau neurochemical (adalah molekul organik yang terlibat dalam aktivitas sistem saraf) pada tikus yang menyerupai perubahan ketika hewan atau orang mengonsumsi zat-zat yang disalahgunakan.


“Hewan-hewan ini memperlihatkan tanda-tanda penarikan diri dan efek lanjut jangka panjang yang mirip dengan tanda-tanda kecanduan,” kata Hoebel dalam wawancara telepon.


Pada satu eksperimen, tikus percobaan diberi minum air gula setelah puasa semalaman selama tiga minggu berturut-turut.


“Apa yang kami temukan adalah pemberian air gula itu kemudian melepaskan gelombang (bahan kimia di otak) dopamine (salah satu sel kimia dalam otak, sejenis neurotransmiter atau zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf yang lain). Zat ini merupakan bagian dari otak yang berhubungan dengan motivasi dan ganjaran, yakni nucleus accumbens,” kata Hoebel.


“Telah lama diketahui bahwa obat-obatan yang disalahgunakan melepaskan atau menambah tingkat dopamine di bagian otak tersebut. Di sini, gula mengerjakan suatu hal yang biasa dilakukan oleh obat-obatan yang disalahgunakan,” lanjutnya.


Dia mengatakan hal ini nampaknya bukan soal gula itu sendiri, tapi perilaku mengonsumsi gula yang berlebihanlah yang memiliki dampak.


Pada percobaan yang lain, tikus-tikus makan melalui cara ini kemudian meniadakan gula untuk beberapa minggu. Ketika mereka diijinkan makan gula lagi, mereka mengonsumsi lebih dari sebelumnya.
“Hal ini hampir sama ketika mereka ketagihan gula,” lanjutnya.


Ketika tim Hoebel memberikan alkohol pada tikus-tikus sebagai pengganti air gula, tikus yang diberi air gula tersebut meminum alkohol lebih dari batas normal. Dan mereka juga memperlihatkan tanda-tanda tingkah laku yang hiperaktif ketika diberi suatu dosis normal amphetamine (zat yang bersifat psikostimulansia, penyalahgunaan obat tersebut akan menyebabkan gangguan mental dan perilaku) yang tidak berbahaya.


Kita belum mengetahui efeknya pada manusia, kata Hoebel.


“Kesimpulannya adalah adanya hubungan antara penyalahgunaan substansi yang secara tradisional di- definisikan sebagai penyimpangan seperti misalnya kecanduan obat dan perkembangan keinginan abnormal pada substansi alami, dalam kasus ini adalah gula,” katanya.


Dia mengatakan kesimpulan ini dapat berimplikasi pada manusia yang mempunyai pola makan tidak teratur, seperti makan yang berlebihan atau bulimia (gangguan perilaku makan, yakni makan dalam jumlah sangat berlebihan kemudian memuntahkan kembali makanan yang telah ditelan).


Melanie Miller, seorang juru bicara wanita untuk Sugar Association, Perserikatan Gula dari suatu kelom-pok industri, mengatakan sampai saat ini tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa gula menyebabkan ketagihan pada manusia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KHASIAT COKLAT LEBIH KUAT DARI VIAGRA

Tulisan : Akang, Sumber : Prima Sp Vardhana.

Kurang greng dalam bercinta bagi seorang pria bak berdiri di tebir jurang kehinaan. Karena itu, berbagai cara akan ditempuh. Merogoh kocek dalam-dalam pun tak akan segan dilakukan.

Mengapa demikian ?

Kemampuan ragawi yang kurang greng bagi para pria, dianggap sebagai bentuk kehinaan yang tak boleh terjadi. Sebab kondisi "letoy" ini akan membuat penderitanya merasa tidak dipandang sebelah mata oleh pasangannya, apalagi bagi pasangan yang baru menapaki jenjang rumah tangga.

Bagi para pria yang tak tahan dengan kegalauan itu, maka tersuruk dalam "dekapan" obat-obatan pendongkrak kejantanan sudah dapat dipastikan. Viagra, Cialis yang produk China, Eropa, atau pun jamu-jamuan tradisional bila perlu akan ditenggak bersamaan. Walhasil bukan tenaga Superman yang di dapat, tapi masuk UGD rumah sakit lantaran keracunan yang akan dialami. Dus, penderitaan pun makin bertumpuk.

Dr. Dora Nkem Akunyili temukan zat dalam coklat sebagai stimulan kejantanan

Kegalauan para pria dengan keluhan "kurang greng" itu sejak awal tahun 2007 lalu, berakhir sudah. Ini karena Dr. Dora Nkem Akunyili, direktur Federal Agency Food and Medicine dari Nigeria seperti dikutip situs kesehatan life-healthy, berhasil menemukan dan membuktikan bahwa buah coklat tidak lagi sekadar makanan eksotis ini tak hanya bagus untuk membangkitkan mood (suasana hati) yang sedang buruk. Coklat juga ampuh sebagai afrodisiak untuk memanaskan hubungan asmara dengan pasangan.Konon khasiat yang dikandung dalam membangkit libido seorang pria melebihi 'pil biru' yang populer dikonsumsi para pria parobaya di negara-negara Eropa dan Amerika.

Dalam presentasinya, dokter yang senang berpakaian tradisional Nigeria ini, meminta pria lebih meminimalkan dalam mengkonsumsi Viagra. Dan, mulai mengganti dengan cokelat dalam ukuran yang sesuai untuk membantu menaikkan libidonya. Sebab biji coklat bermanfaat sekali untuk menaikkan gairah seks. Bagi Akunyili, cokelat sendiri adalah produk 'cinta' yang lebih baik dibanding konsumsi 'pil biru' alias Viagra. " Viagra dapat menimbulkan efek yang tidak kita inginkan, tapi cokelat belum terbukti memiliki efek samping yang merugikan tubuh," katanya.

Bahkan cokelat adalah antioksidan yang paling baik, membantu mengurangi risiko serangan jantung, darah tinggi, diabetes, dan pasti menaikkan libido. Bahkan cokelat dalam beberapa kasus membantu penyembuhan perawatan kanker payudara, mengobati batuk kronis dan mendongkrak kinerja otak.

Mengapa cokelat masuk dalam daftar teratas makanan wajib saat beraktivitas seksual ?

Dalam laporannya, Akunyili menuturkan, karena cokelat mengandung zat kimia yang sangat beragam. Makanan ini diprediksinya mengandung lebih dari 300 substansi kimia, termasuk kafein dalam jumlah kecil, teobromin, dan sebuah stimulan yang disebut phenylethylamine (yang terkait dengan amfetamin) juga terkandung pada cokelat, yang terbukti bisa menaikkan minat dan fungsi seksual pada pemakan cokelat.

Kampanye konsumsi cokelat bertema Feeding Your Imagination, ini diluncurkan sebagai salah satu cara untuk memasarkan enam jenis produk cokelat yang mengandung minyak esensial yang bisa meningkatkan dan memperbaiki mood, terutama gairah seksual.

Untuk lebih membangun image akan kesaktian coklat dalam mendongkrak libido tersebut, maka cokelat yang dipasarkan seharga enam dolar AS atau sekitar Rp 54.000,- per batang dengan berat 100 gr itu juga mengusung nama-nama berbau sensual, seperti Sexy, Beautiful, Dreamy, Fantastic, Sensual, Lovely.

Kesaktian coklat sebagai pendongkrak libido ini pun tak disia-siakan produsen coklat di Inggris. Salah satunya dengan mengekspose naskah presentasi dokter berkulit keling itu. Targetnya dengan menumpang kampanye tersebut pabrikan coklat di negara Pangeran Charles itu mampu meningkatkan daya konsumsi setiap individu masyarakat yang mendekati angka sepuluh kilogram tiap tahun.

Dus, jika kampanye coklat sebagai stimulan pendokrak libido berhasil ditunggangi, maka jumlah penjualan tahunan para pabrikan coklat di atas kertas akan mengalami peningkatan yang signifikan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kuman Tidak Mampu Melawan Madu

Bukti Kalau Kuman Tidak Mampu Melawan Madu

honey-usda-picture-wiki




Kuman Tidak Mampu Melawan Madu

Ini merupakan judul sebuah artikel yang dimuat majalah Dis Lancet Infect edisi Februari 2003 yang ditulis oleh seorang Dr. Dixon, ia mengatakan: madu sangat kuat menguasai kuman. Sehingga tidak ada satu kuman pun yang sanggup berhadapan dengan madu.

Dr Dixon, merupakan seorang dari sekian banyak para ilmuwan yang diberi anugerah oleh Allah dapat mengkaji manfaat madu.

Yang menarik, penderita kencing manis, yang oleh para dokter diminta untuk tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis, termasuk madu. Karena, dianggap bisa menaikkan kadar gula dalam tubuh. Ternyata, menurut penelitian, anjuran itu tidak berlaku.

Madu, justru mampu menurunkan kadar gula di dalam darah orang yang terkena sakit gula. Beberapa penemuan membuktikan bahwa di dalam madu terdapat unsur oksidasi yang menjadi pengurai gula di dalam darah lebih mudah, yang tidak membuat kadar gula semakin bertambah tinggi.. Madu yang kaya dengan vitamin B1, B5 dan G, justru sangat diperlukan bagi penderita kencing manis. Karena, madu mengandung sekitar 100 unsur berbeda yang dianggap sangat urgen bagi tubuh manusia, khususnya bagi penderita diabtesi tersebut.


Seorang filsuf dan penulis Yunani, Athenaeus, menyatakan bahwa siapa saja yang rajin mengonsumsi madu setiap hari akan bebas dari penyakit selama hidupnya. Dia tidak mengada-ada karena di dalam madu memang termuat rupa-rupa nutrisi yang unik dan potensial untuk memelihara kesehatan dan kecantikan. Madu memiliki kekuatan menyembuhkan yang hebat.. Berbagai nutrisi yang dikandungnya telah lama dimanfaatkan untuk mengatasi luka bakar, menambah stamina, menaikkan gairah seksual, bahkan dapat mencegah kanker.

Cairan berwarna keemasan ini pun merupakan perawat keindahan kulit yang bermutu.


Seorang ilmuwan dari Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat, menulis dalam Journal of Apicultural Research bahwa khasiat masing-masing madu bisa saja berbeda, namun semua jenis madu pasti mengandung antioksidan, seperti vitamin E dan vitamin C, yang sama kadarnya. Antioksidan tersebut diyakini mampu mencegah terjadinya kanker, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.


Secara lebih rinci Prof. DR. H. Muhilal, pakar gizi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor, menguraikan tentang kandungan gizi madu.. Asam amino, karbohidrat, protein, beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah diserap sel-sel tubuh. Asam amino bebas dalam madu mampu membantu penyembuhan penyakit, juga sebagai bahan pembentukan neurotransmitter atau senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak. Madu juga mengandung zat antibiotik yang berguna untuk mengalahkan kuman patogen penyebab penyakit infeksi.


Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya adalah 17,1 persen air; 82,4 persen karbohidrat total; 0,5 persen protein, asam amino, vitamin, dan mineral. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5 persen fruktosa dan 31 persen glukosa. Sisanya, 12,9 persen karbohidrat yang terbuat dari maltose, sukrosa, dan gula lain. Sebagai karbohidrat, satu sendok makan madu dapat memasok energi sebanyak 64 kalori.


Berkat kekayaan zat gizinya, tak heran jika madu sejak zaman baheula digunakan sebagai obat. Bangsa Mesir kuno misalnya sudah memanfaatkan madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat benda tajam. Dalam penelitian ribuan tahun kemudian ditemukan sifat antiseptik ringan dan antimikrobial dari madu. Karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri itulah, madu mampu mempercepat penyembuhan luka.

“Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi antiinflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan, ” kata Dr. Peter Molan dari University of Waikato, New Zealand , melalui situs kesehatan.

Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit.


Sebuah studi terbaru menemukan kandungan antioksidan di dalam cairan
mujarab tersebut. Itu artinya madu ampuh untuk menangkal radikal bebas. Kita tahu bahwa radikal bebas menjadi penyebab terjadinya berbagai penyakit yang sulit dikontrol, salah satunya kanker.


Temuan tersebut mendorong para peneliti untuk mencari tahu lebih jauh tentang zat-zat antikanker yang dikandung madu. Diharapkan berbagai penelitian terkini akan semakin mengukuhkan khasiat madu yang sangat potensial untuk menghentikan penyebaran penyakit ganas..

Reputasi madu untuk mengatasi gangguan pernapasan masih tetap diakui.
Terutama untuk mengusir dahak atau cairan yang menyumbat saluran
pernapasan.

Masyarakat Yunani dan Romawi percaya khasiat madu sebagai dekongestan
(pelega hidung saat pilek).


Madu juga memiliki sifat sedatif (penenang) yang ringan. Maka itu
masyarakat tradisional sering membubuhkan madu pada segelas susu untuk
diminum sebelum tidur. Minuman ini membuat mereka rileks dan bisa segera
tidur nyenyak.


Hampir semua makanan manis akan merangsang otak untuk memproduksi endorfin
atau pembunuh nyeri alami di dalam tubuh. Tak terkecuali rasa manis alami
yang dihasilkan madu. Berkaitan dengan kadar fruktosanya yang tinggi,
membuat madu mempunyai efek laksatif atau pencahar yang ringan.


Efek lain dari madu yang dipercaya sejak lama, yakni sebagai aprodisiak
atau pembangkit gairah seksual. Istilah honeymoon (bulan madu) berasal
dari tradisi kuno masyarakat Eropa Utara, ketika pasangan pengantin baru
diharuskan mengonsumsi madu dan mead (minuman sejenis wine yang dibuat
dari fermentasi madu) yang diyakini bersifat aprodisiak tadi.


Madu juga memiliki aktivitas sebagai disinfektan ringan, sehingga mampu
menyembuhkan radang tenggorokan. Cairan manis ini juga bisa meningkatkan
produksi saliva atau cairan ludah yang dapat membantu mengatasi
tenggorokan yang kering atau teriritasi.


Para penyanyi opera pun gemar memanfaatkan madu untuk memelihara kondisi
tenggorokan mereka, supaya tetap bisa melantunkan lagu-lagu merdu. Segelas
air hangat dicampur lemon dan madu merupakan ramuan tradisional yang biasa
digunakan untuk mengikis radang tenggorokan.


Jika Anda ingin awet muda, tetap segar dan bugar walau sudah berusia tua,
selalu makan madu secara rutin. Demikian pesan pionir ilmu kedokteran
modern sekaligus filsuf Islam, Dr. Ibnu Sina.


Kaum perempuan di Mesir, Yunani, dan Rusia memang sudah memanfaatkan
madu sejak lama untuk memelihara kecantikan kulit muka agar tetap cantik
dan bersih. Juga untuk menghilangkan noda dan bintik-bintik hitam
(hiperpigmentasi) , serta mencegah keriput. Ramuan berupa 100 gram madu
dicampur 25 ml alkohol dan 25 ml air bersih bisa dicoba untuk merawat
keindahan kulit Anda.


Rasa madu sangat dipengaruhi oleh jenis bunga yang dikunjungi lebah untuk
diambil nektarnya (bahan pembuat madu). Saat ini bisa dijumpai berbagai
madu, seperti madu randu, madu klengkeng, madu asam, madu mangga, madu
apel, madu ceri, madu jeruk, madu peer, dan banyak lagi.


Apabila bunga yang dihinggapi lebah memiliki zat-zat racun, kemungkinan
besar madunya pun beracun. Lebah yang mengambil nektar dari bunga pohon
rhododendron misalnya, bisa memproduksi madu beracun. Bila dikonsumsi,
madu ini bisa menyebabkan kelumpuhan.


Beberapa tanaman, selain rhododendron, mengandung senyawa beracun dalam
nektarnya, antara lain azalea, andromeda, agave, atropa, datura,
euphorbia, kalmia, gelsemium, dan melaleuca. Madu beracun ini biasanya
merupakan madu liar.


Saat ini madu sudah banyak diproduksi yang tentunya mengembil
jenis-jenis tanaman yang selain tidak beracun juga bermanfaat bagi
kesehatan. Salah satu keunikan dari madu, meski memiliki rasa manis, tidak
begitu berbahaya dibanding gula.


Meski efeknya ringan dalam menaikkan gula darah dibanding sumber
karbohidrat lain, bagi diabetesi dianjurkan untuk tetap berkonsultasi ke
dokter bila mengonsumsinya.

Manis alami madu telah digunakan di Inggris hingga pertengahan abad ke-17,
untuk menambah nikmat rasa makanan dan minuman. Sayang kebiasaan ini
kemudian berubah ketika orang mulai memproduksi gula. Butiran putih ini
dianggap lebih berkelas dan hanya golongan berstatus sosial tinggilah yang
mampu menjangkaunya.


Namun, di akhir abad ke-17 gula semakin meluas pemakaiannya, tak hanya
terbatas pada kalangan atas. Keluarga kerajaan pun kembali pada kebiasaan
semula, yakni menyantap roti yang diolesi madu berkualitas tinggi
tentunya.

Tak ada salahnya bila kita mencontoh gaya hidup ala Ratu Inggris, sarapan
madu setiap hari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ganja Ternyata bisa mencegah kanker otak

Ganja Ternyata bisa mencegah kanker otak

http://k3p0k.files.wordpress.com/2008/08/750px-marijuana.jpg

Mariyuana atau yang lazim di sebut ganja ternyata mempunyai efek positif dalam mencegah kanker otak, fakta ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Guillermo Velasco dan koleganya di Complutense University, Spanyol.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zat aktif dalam mariyuana, THC, meningkatkan proses autophagy pada sel kanker otak. Autophagy adalah suatu proses dimana sel melakukan bunuh diri dengan cara menghancurkan organela-organela dalam sel tersebut.

Tim peneliti tersebut mendapati bahwa zat golongan canaboid seperti THC mempunyai efek anti kanker pada tikus dengan sel kanker dan pasien penderita tumor otak. Ketika tikus dengan sel kanker manusia tersebut dipapar dengan THC, maka pertumbuhan sel kanker cenderung terhambat dan bahkan berkurang.


kanker otak


Dua pasien glioblastoma multiforme, kanker tumor ganas dan agresif di papar dengan THC sebagai percobaan klinis. Sebelum dan sesudah paparan THC dilakukan biopsi pada kedua pasien tersebut, hasilnya cukup menggembirakan. Terjadi peningkatan aktifitas autophagy pada hasil biopsi yang dilakukan setelah aparan THC :)


Ada lagi yang menggembirakan, pasien yang dijadikan uji klinis tidak mengalami efek toksin dari THC. Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam menentukan strategi baru untuk melawan kanker otak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Panas Dalam

IndikAdem Sari 7 grasi:
Untuk Panas dalam, sakit tenggorokan, sariawan, bibir pecah-pecah dan susah buang air besar.

Kontra Indikasi:
N/A

Komposisi:
Ekstraks Citrus Aurantifolia 5%
Ekstraks Alyxia Stellata ret. Cortex 15%
Ekstraks Cinamommum Burmanni BI Corteks 0.15%
Vitamin C 0.75%
Saccharosa dan bahan-bahan lain hingga 100%

Dosis dan Cara Penggunaan:
Untuk pengobatan:
Orang dewasa: 1 bungkus 2 - 3 kali sehari.
Anak-anak 1/2 bungkus 2 - 3 kali sehari.

Untuk pencegahan:
Orang dewasa: 1 bungkus 1 kali sehari.
Anak-anak 1/2 bungkus 1 kali sehari.

Penting:
Ikuti cara aduk dan minum.
Agar lebih nikmat gunakan air dingin atau air es, minum segera ketika soda atau gas masih ada.

Jenis: Dus

Produsen: PT Sari Enesis Indah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS